Daisypath Anniversary tickers

Wednesday, June 8, 2011

Susuk

seram plak rasa bila cerita pasal susuk ni kan... agaknya apa la yg hebat sgt pasal susuk ni... tetiba je rasa nk cerita pasal susuk sbb tengok kt astro cite susuk tadi.. tp cite tu memang dah terpesong benar akidah si ida nerina tu.... dalam cite tu la.... tapi apa sebenarnya kuasa susuk ni?.. tak takut mati ke yek si pemakai tu? esok2 nak mati Tuhan dah tunjukkan, belum lagi masuk dlm kubur... nauzubillah...

" Susuk merujuk kepada memasukkan sesuatu bahan asing ke dalam badan bagi mendapatkan sesuatu kelebihan. Pelbagai bahan boleh digunakan, bergantung kepada apakah keinginan pengguna. Diantara kebaikan yang kononnya boleh didapati dengan memakai susuk adalah muka sentiasa dipandang manis, tidak berusia, kebal dsb.
Pemakai susuk biasanya mempunyai beberapa pantang larang seperti tidak boleh memakan beberapa bahan tertentu iaitu pisang tanduk, pisang abu, tidak boleh melintas di bawah tali kain, dan lain-lain, bergantung kepada jenis susuk yang dipakainya."

Tuesday, June 7, 2011

Cite Seram Filem

korang mesti pernah tengok movie NANG NAK kan?.. bagi yg tak pernah tu, silalah tengok.. tapi bagi yg ada sakit jantung di nasihatkan janganlah...


sinopsis cerita

Di sebuah desa terpencil di siam, Mak (Winai Kraibutr) akan dikirim untuk bertempur dalam sebuah perang dan harus meninggalkan isterinya yang sedang mengandung, Nak (Intira Jaroenpura) yang mengantar kepergian Mak dalam kesedihan yang mendalam. Dalam perang tersebut, Mak terluka dan nyaris tidak selamat, namun dia berhasil kembali ke rumahnya untuk bersatu kembali dengan istri dan anak yang mencintainya, atau begitulah yang dia pikir sedang terjadi. Setelah pulangnya Mak, peristiwa-peristiwa misterius dan menakutkan pun mulai terjadi di sekitar desa tersebut.
Seorang teman Mak mengunjunginya dan melihatnya hidup bersama dengan Nak. Para penduduk desa yang mengetahui bahwa Nak sebenarnya telah meninggal dalam proses bersalin anak Mak beberapa bulan sebelumnya, menyadari apa yang terjadi, bahwa Mak telah terpesona oleh hantu Nak. Hantu Nak menjadi semakin tidak tenang dan agresif karena ketidakmampuannya untuk menerima kenyataan bahwa dirinya telah meninggal dini dan keputusasaan karena tidak bisa hidup dengan suami yang sangat dicintainya. Orang-orang desa yang berusaha untuk memberitahu Mak, atau yang tahu terlalu banyak, berakhir tewas dibunuh satu per satu oleh hantu Nak.
Menjelang akhir, Mak akhirnya mengetahui apa yang sebenarnya sedang terjadi. Dia sangat terkejut dan ketakutan sehingga melarikan diri ke kuil setempat. Para penduduk desa yang bermaksud baik mencoba menolongnya dengan beberapa cara, di antaranya membakar rumah yang dihuni hantu Nak dan pada akhirnya memanggil seorang pengusir hantu yang mistis untuk menghancurkan dahi tengkorak jasad Nak (hal ini adalah kepercayaan mistik siam yang dipercaya akan menghancurkan jiwa serta hantu seseorang).
Biksu Buddha kenegaraan yang paling dihormati bernama Somdej To tiba di saat-saat terakhir kisah ini, mengambil alih usaha untuk menolong Mak. Dalam perpisahan yang dipenuhi tangis kesedihan, hantu Nak akhirnya bertobat, meninggalkan Mak agar suaminya tersebut dapat menjalani sisa hidupnya. Somdej To mengambil pecahan tulang dahi tengah dari tengkorak Nak dan membuat bros ikat pinggang dan memakainya sepanjang sisa hidupnya. Epilog kisah ini kemudian menceritakan bahwa bros tersebut kemudian menjadi milik Yang Mulia Pangeran Chumbhorn Ketudomsak. Lalu, diwariskan kepada banyak pewaris tanpa diketahui lagi sampai sekarang tidak ada yang tahu di mana artifak tersebut.

Monday, June 6, 2011

Sedih....

Assalamualaikum wbt

Maha suci Allah yang telah memberikan sy waktu dan kesempatan untuk menulis ini.... mendapat ilham dengan melihat gelagat anak2 muda melayu masa kini...
terus terang sya amat sedih melihat anak2 gadis melayu skg ni... waktu ini sy mencari ketenangan dengan dudukdi tepi pantai, melihat gelagat manusia... Ya Allah sedihnya hati... yg perempuan mcm hilang maruah diri... bergalak sakan, gelak mengalahkan pontianak, duduk bertepuk tampar, berpelukan mcm tk kisah langsung dengan azab Allah... Nauzubillah... sy pun prnah juga melaui proses ini, tp apa yg sy lihat skg agak keterlaluan...
dengan pakaian yg mmg tk senonoh, tk tau nk cakap apa lagi pd mereka ni.. rasanya semua tau agama, tp kenapa hal ni boleh terjadi? siapa kita nk salahkan?....
kalau jalan kt shopping mall plak mcm2 boleh tgk.. dgn gropu skinnya, ntah la tk tau la apa fesyen diorg skg ni... sedih campur geram tgk.... nak tegur kang dia maki kita balik... tp jika di biarkan apa akan terjadi pada mereka?.... Sedih, sungguh sedih.... harap sgt masalah ni dapat di pantau... yg mana bersekolah agama tk kurang hebat jugak perangai masing2..... Ya Allah manusia akhir zaman.... peliharalah aku dalam beriman kepada Mu ya Allah...

"iman takdapat di warisi dari seorang ayah yang bertakwa...."

wallahualam


Opick - Bila Waktu Telah Berakhir

Bahana Facebook

Sebenarnya main facebook ada baik dan buruknya.... contoh yg baik kita mendapat ramai kenalan.... berkongsi pendapat, tk kira dari segi agama, politik dan peribadi.... bila pulak kena pada kawan yg sememangnya baik tk mengapa... tp ada pula yg kita mmg tak kenal, hanya kenal dalam alam maya ni buat onar.... reka cerita sana sini, fitnah sana sini.. sorry to say ye... sy dan ada beberapa org rakan dah ada yg terkena..... ntah ngape nk dengki kt org walhal tk kenal pun....
betullah kata pepatah, .."lain padang lain belalang"... tapi ini bukan kisah belalang, tpi kisah org yg suka mmengumpat dan memfitnah sana sini.... pada yg suka tabur fitnah tu, insaf2lah.... kita kena ingat what u give u get back!!!
apapun rakan2 yg kenal di facebook harini menjadi sahabat baik sy... thanks to kak ct ribut, siti petir, norliza mobin..... kak anna senyum sokmo....

Sunday, June 5, 2011

Stop LYNAS...

baru berkesempatan nk upload gambar2 masa pergi salah satu perjumpaan STOP LYNAS di teluk cempedak kuantan... mmg ramai dan sambutan rata2 dari kaum chinese... lepas ni harapnya lebih ramai kaum melayu yg akan join sma....






Politik dan Agama

Akhir-akhir ini banyak umat Islam yang sudah berani melecehkan para ulama dan tidak menghormati mereka lagi, ini adalah salah satu tanda akhir zaman…padahal dalam Islam, para ulama mendapatkan kedudukan yang sangat terhormat sekali. Diantaranya adalah apa yang disebutkan Allah swt dalam salah satu firman-Nya :
” Wahai orang-orang beriman taatlah kepada Allah dan taatlah kepada Rosul-Nya dan ulil amri di antara kamu ” (QS An Nisa’ : 59 )
Dalam ayat tersebut, Allah swt memerintahkan orang-orang yang beriman untuk mentaati Allah , Rosul-Nya dan ulil amri. Hanya saja ketaatan kepada Allah dan Rosul-Nya adalah ketaatan mutlak, sedangkan ketaaatan kepada ulil amri tergantung kepada ketaatan mereka kepada Allah dan Rosul-Nya. Adapun maksud dari ulil amri dalam ayat tersebut menurut Ibnu Abbas ra, sebagaimana yang disebutkan oleh Imam Thobari dalam tafsirnya adalah para pakar fiqh dan para ulama yang komitmen dengan ajaran Islam. Sedangkan Ibnu Katsir berpendapat bahwa ulil amri di atas mencakup para ulama dan umara ( pemimpin ). Ini sesuai dengan apa yang kita dapati dalam perjalanan sejarah Islam pertama, bahwa Rosulullah saw adalah sosok ulama dan umara sekaligus. Begitu juga para khulafa’ rasyidin sesudahnya : Abu Bakar, Umar, Ustman dan Ali, begitu juga beberapa khalifah dari bani Umayah dan bani Abbas. Namun dalam perkembangan sejarah Islam selanjutnya, sangat jarang kita dapatkan seorang pemimpin negara yang benar-benar paham terhadap Islam. Dari sini, mulailah terpisah antara ulama dan umara. Dalam posisi seperti ini, manakah yang harus kita taati terlebih dahulu, ulama atau umara ? Kalau kita perhatikan ayat di atas secara seksama, akan kita dapati bahwa ketaatan kepada ulil amri tergantung kepada ketaatan mereka kepada Allah dan Rosul-Nya. Sedang orang yang paling mengetahui tentang perintah Allah dan Rosul-Nya adalah para ulama, dengan demikian ketaatan kepada para ulama didahulukan daripada ketaatan kepada umara, karena umara sendiri wajib mentaati ulama yang komitmen dengan ajaran Islam. Dalam hal ini Ibnu Qayyim dalam bukunya ” I’lam Al Muwaqi’in ” ( 1/9 ) menyatakan : ” Pendapat yang benar adalah bahwa para umara’ hanya boleh ditaati jika mereka memerintahkan kepada sesuatu yang berdasarkan ilmu, hal itu bisa terwujud jika para umara’ tersebut mengikuti para ulama, karena ketaatan itu hanya diwajibkan pada hal-hal yang baik –baik saja dan berdasarkan ilmu. Oleh karenanya, kita mentaati ulama, karena mereka mentaati Rosulullah saw, begitu juga kita mentaati umara’ karena mereka mentaati para ulama . ”
Maka, sangatlah indah jika para umara dan ulama tersebut saling bekerjasama untuk memimpin, mengajak, dan memerintahkan umat ini kepada hal-hal yang baik dan bermanfaat di dunia dan akherat, serta melarang hal-hal yang jelek yang akan membawa mudharat bagi bangsa dan umat. Suatu negara akan baik dan maju jika para pemimpin dan ulamanya baik, sebaliknya jika keduanya rusak, maka negarapun pasti akan rusak. Ini sesuai dengan apa yang dinyatakan oleh Abdullah Mubarak : ” Dua kelompok manusia, jika mereka baik, maka masyarakat akan baik, sebaliknya jika mereka rusak, maka masyarakatpun akan ikut rusak, mereka itu adalah para ulama dan umara’. “

Hal ini dikuatkan dengan sabda Rosulullah saw : ” Sesungguhnya Allah tidaklah mencabut ilmu begitu saja dari diri para ulama, akan tetapi Allah mencabut ilmu dengan matinya para ulama, sehingga jika tidak tersisa seorang ulama-pun, maka masyarakat akan mengambil orang-orang bodoh sebagai pemimpin, jika mereka ditanya mereka menjawab tanpa ilmu, sehingga mereka sesat dan menyesatkan ” ( HR Bukhari ) 

Dalam hadist tersebut Rosulullah saw menjelaskan bahwa kebaikan dunia serta kebahagiaan suatu masyarakat identik dengan keberadaan para ulama, hal itu karena melalui merekalah ilmu syare’ah Islam yang berdasarkan Al Qur’an dan Hadist ini menyebar di masyarakat. Jika mereka telah tiada, maka masyarakat akan kehilangan pegangan, sehinga mereka mudah diombang-ambingkan oleh pemikiran-pemikiran sesat, kalau sudah demikian dunia akan rusak, dan semakin dekatlah hari kiamat. Dari hadist tersebut juga bisa dipahami bahwa para ulama yang tidak mau terjun di masyarakat untuk menjelaskan ajaran Islam ini secara menyeluruh dan tidak mau menyuruh kebaikan dan melarang kemungkaran di tengah-tengah masyarakat, maka keberadaan mereka tidak dianggap. Mereka hidup akan tetapi pada hakekatnya mereka telah mati, karena kehidupan para ulama diukur dengan ilmu yang mereka sebarkan di tengah masyarakat. Maka, tak aneh jika kelompok-kelompok sesat mulai bermunculan bagi jamur di musim hujan, karena para ulamanya sibuk mengejar jabatan dan kesenangan dunia serta lupa dengan kewajiban mereka yang sesungguhnya, yaitu sebagai pewaris para nabi …sungguh benar apa yang disabdakan oleh Rosulullah saw, bahwa masyarakat tidak menemukan ulama di tengah-tengah mereka, akhirnya mereka menjadikan orang-orang bodoh sebagai pemimpin, sehingga mereka sesat dan menyesatkan.

Dalam ayat lain Allah swt berfirman :
” Allah menyatakan bahwasanya tiada Ilah ( yang berhak disembah ) melainkan Dia, Yang menegakkan keadilan. Para Malaikat dan orang-orang yang berilmu juga menyatakan yang demikian itu. Tiada Ilah ( Yang berhak disembah ) melainkan Dia. Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana ( Qs Ali Imran : 18 ) 

Syekh Abdurrahman Sa’di dalam tafsirnya ( 1/365 ) menyatakan bahwa ayat tersebut menjelaskan tentang tingginya posisi para ulama di sisi Allah dan juga dihadapan masyarakat secara umum. Karena Allah menyebutkan mereka saja tanpa menyebutkan kelompok manusia yang lain. Bahkan menyebutkan persaksian mereka bersamaan dengan persaksian-Nya sendiri dan persaksian para malaikat-Nya, serta menjadikan persaksian mereka sebagi bukti atas kebenaran tauhid-Nya. Oleh karenanya, sudah menjadi kewajiban bagi seluruh uamt Islam untuk menerima kesaksian yang jujur dan adil tersebut. Hal ini menunjukkan juga bahwa para ulama tersebut adalah orang-orang yang adil, dan seluruh makhluk yang ada di dunia ini harus mengikuti mereka, karena mereka adalah para pemimpin yang harus dipatuhi.
Dari keterangan di atas, masalahnya menjadi menjadi jelas, bahwa para ulama dalam sebuah masyarakat dan negara mempunyai peran yang sangat besar, mereka berhak untuk ikut campur dalam urusan-urusan yang berhubungan dengan maslahat umat, karena mereka mempunyai bekal dan ilmu yang cukup untuk berbicara masalah tersebut, apalagi kalau hal tersebut dilakukan secara musyawarah dan bersama-sama, tentunya akan lebih kuat dan akan terhindar dari mengikuti hawa nafsu atau sekedar mencari jabatan serta kesenangan dunia, seperti yang dituduhkan oleh beberapa pihak. Bahkan dalam kajian ilmu ushul fiqh, kita dapatkan bahwa Ijma’ ( konsensus ulama ) merupakan sumber hukum ketiga setelah Al Qur’an dan hadist. Hal itu, mengingat bahwa para ulama tersebut tidak akan mungkin berkumpul dan menyepakati hal-hal yang bertentangan dengan syare’at Islam. Yang menarik dalam hal ini, adalah apa yang dilakukan oleh Imam Syafi’I ketika ditanya oleh seseorang tentang landasan hukum dari Al Qur’an tentang keabsyahan ijma’. Beliau meminta waktu tiga hari untuk merenungkan Al Qur’an, setelah itu beliau membaca firman Allah swt :

Dan Barang siapa yang menentang Rosul sesudah jelas kebenaran baginya, dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orng mukmin , maka Kami biarkan ia bergelimang dalam kesesatannya, dan Kami masukkan ia ke dalam neraka Jahannam, dan neraka Jahannam itu seburuk-buruk tempat kembali ( QS An Nisa’ : 115

Imam Syafi’I melihat dalam kalimat Al Qur’an di atas, yaitu yang berbunyi : ” dan mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin ” sebagai landasan keabsyahan ijma’ ( konsensus ulama ). Adapun keterangannya adalah barang siapa yang menyelisihi jalan atau cara pandang orang-orang yang beriman, dalam hal ini adalah ijma’ ( konsensus ) para ulama , maka dia diancam oleh Allah dengan neraka Jahannam. Padahal secara kenyataannya para ulama itu adalah bagian dari umat ini, bahkan jumlah mereka sangat sedikit, namun karena kapasitas keilmuan mereka, maka kesepakatan mereka dianggap telah mewakili umat Islam secara keseluruhan. Dari sini, kita mengetahui betapa tinggi kedudukan para ulama di tengah-tengah masyarakat. Di sisi lain, ayat di atas memberikan pesan kepada umat Islam untuk selalu bersama dengan para ulama, dan bertanya kepada mereka tentang hal-hal yang tidak mereka ketahui, sekaligus larangan untuk menyelisihi para ulama dengan mengeluarkan pendapat – pendapat aneh yang tidak ada dasarnya dari Al Qur’an dan hadist. Semoga Allah swt menjaga kita dari berbuat yang tidak sesuai dengan jalannya orang-orang beriman . Amien 


sumber : ahamdzain.worldpress